PENGARUH PENDAMPINGAN PEMBERIAN ASI TERHADAP SEKRETORI IMUNOGLOBULIN A (sIg A) PADA NEONATUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBAI PEKANBARU 2017
Abstract
emberian air susu ibu (ASI) merupakan salah satu strategi utama untuk memenuhi kecukupan gizi, mencegah penyakit dan kematian. Salah satu kandungan dari ASI adalah kolostrum yang sangat berguna bagi bayi dimana terkandung zat kekebalan terutama sekretori immunoglobulin A (sIgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendamping pemberian ASI terhadap kadar sekretori imunoglobulin A (sIg A) pada neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru 2017. Desain penelitian adalah quasy eksperiment dengan pendekatan Pretest dan Posttest Control Group. Sampel pada penelitian ini dilakukan pada 15 orang neonatus untuk kelompok yang diberikan pendampingan pemberian ASI dan 15 orang neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru, Mei – Oktober 2017. Sampel dipilih berdasarkan Consecutive Sampling. Pemeriksaan kadar sIgA dilakukan dilaboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand dengan Metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Capture Test. Uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk, uji perbedaan kadar Sekretori Imunoglobulin A (sIg A) pada neoonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dengan yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI, menggunakan uji T Independen. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata atau mean kadar sIg A neonatus sebelum (hari ke-1) dan setelah (hari ke-28) tidak dilakukan pendampingan dan dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0,000); (p=0,004), kemudian tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar sIg A dari neonatus yang dilakukan pendampingan pemberian ASI dibandingkan dengan neonatus yang tidak dilakukan pendampingan pemberian ASI (p=0.625). Kesimpulan penelitian ini adalah pendampingan pemberian ASI akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar sIg A sehingga disarankan bagi para bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif serta tetap melakukan pendampingan pemberian ASI pada ibu menyusui, terutama pendampingan dari keluarga.