DAYA TERIMA KUE KERING SAGU DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus)
Abstract
Program diversifikasi pangan guna memperbaiki asupan gizi masyarakat dari makanan dapat berkembang dengan baik apabila memanfaatkan potensi bahan pangan lokal yang ada. Tingginya kebutuhan terigu yang merupakan bahan pangan impor bertentangan dengan kebijakan tentang Percepatan Ketahanan Pangan Nasional. Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terigu dapat dikurangi dengan menggunakan pangan lokal seperti sagu. Sumber daya pangan lokal ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kue salah satunya yaitu kue kering sagu. Tepung sagu kaya akan karbohidrat (pati) namun sangat miskin akan zat gizi lainnya. Oleh karena itu, tepung sagu perlu di tambahkan dengan bahan pangan yang bernilai gizi seperti ikan patin. Ikan patin adalah salah satu jenis ikan yang paling banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau. Pengembangan produk kue kering sagu dengan penambahan ikan patin diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi produk serta dapat melakukan diversifikasi pangan. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu : Penelitian Pendahuluan dan Penelitian Lanjutan. Pada penelitian pendahuluan dilakukan percobaan pembuatan kue kering sagu dengan dengan konsentrasi tepung sagu dan tepung ikan patin yaitu : 100% : 0%, 85% : 15%, 80% : 20%, dan 75% : 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh substitusi tepung ikan patin terhadap tingkat kesukaan rasa dan warna kue kering sagu (p < 0,01) dan tidak ada pengaruh substitusi tepung ikan patin terhadap tingkat kesukaan aroma dan tekstur kue kering sagu (p>0,01). Berdasarkan karakteristik organoleptik, kue kering sagu yang paling disukai panelis yaitu dengan perbandingan 80% tepung sagu : 20% tepung ikan patin.