PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK UTAMA TAMAN SARI 1 KOTA PEKANBARU
Abstract
Nyeri persalinan terjadi dengan intensitas yang semakin lama semakin kuat dan sering. Kondisi ini menstimulasi tubuh mengeluarkan hormon stressor yang membuat ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan sehingga terjadinya hipoksia janin dan persalinan menjadi lama. Metode nonfarmakologi untuk mengendalikan nyeri dapat berupa terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan rancangan two group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru pada bulan September 2017 s/d Juni 2018. Populasi pada penelitian ini adalah ibu bersalin di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sebanyak 20 orang ibu bersalin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi kompres hangat yaitu 7,00 dan sesudah dilakukan yaitu 5,50, sedangkan rata-rata skor intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi kompres dingin yaitu 7,10 dan sesudah dilakukan yaitu 5,50. Hasil uji Mann Whitney pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan ada perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin dengan terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru (p= 0,023). Diharapkan kepada tenaga kesehatan di Klinik Utama Taman Sari 1 Kota Pekanbaru agar lebih mensosialisasikan metode terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin yang bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.