Edukasi Khasiat dan Pemanfaatan Tanaman Maman pada Masyarakat di Desa Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir
Abstract
Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain, merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik serta rendahnya konsumsi buah dan sayur.
Joruk Maman merupakan kuliner masyarakat Riau, bagi masyarakat yang hidup dibantaran sungai Rokan, khususnya Rokan Tengah (Roteng) Tanah Putih, Pujud, dan Rantau Kopar sudah tidak asing lagi dengan makanan ini. Makanan ini merupakan hasil fermentasi dari tanaman Maman yaitu sejenis sayuran rerumputan yang tumbuh secara liar di ladang-ladang para petani sekitar batang sungai Rokan. Meskipun pengolahan Joruk Maman ini dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Namun, dikarenakan tanaman maman belum dibudidayakan secara khusus membuatnya menjadi susah untuk ditemukan kecuali pada saat-saat tertentu. Misalnya pada saat lahan pertanian atau ladang masyarakat setelah musim panen.
Jouk/Joruk maman adalah makanan fermentasi yang mempunyai banyak manfaat untuk Kesehatan. Masyarakat desa Sedinginan telah lama mengenal joruk maman karena makanan ini merupakan pangan tradisional lokal sejak dahulu kala. Berdasarkan hasil survei lapangan di desa Sedinginan, masyarakat desa memiliki kebiasaan turun temurun dari para tetua mereka bahwasanya Joruk Maman ini hanya sekedar dimakan sebagai pelemak rasa pada saat makan nasi. Masyarakat desa hanya sekedar tahu cara mengolah Joruk Maman tanpa mengetahui khasiatnya. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, Joruk Maman mampu menghasilkan Bakteri Asam Laktat (BAL) yang dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan tekanan darah yang merupakan beberapa indikator dari penyakit degeneratif. Sebagai produk lokal, Joruk maman ini sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi makanan fungsional probiotik.
Pada saat ini, joruk maman tidak banyak dimanfaatkan secara maksimal karena makanan ini mempunyai bau tidak enak yang disebabkan oleh pengaruh fermentasi. Penikmat masakan ini hanya popular dikalangan tetua kampung dulu dan sekarang masakan ini jarang disuguhkan dalam acara adat. Hal ini dikhawatirkan akan menghilangkan budaya masyarakat untuk mengkonsumsi Joruk Maman. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tanaman maman mengandung zat gizi makro yaitu 4,3% protein; 0,5% lemak; 1,8% karbohidrat; 1,6% kadar abu dan 91,8% air. Oleh karena itu diperlukan edukasi khasiat dan pemanfaatan tanaman maman serta pelestarian tanaman maman. Untuk memperkenalkan bentuk pengolahan selain pembuatan joruk maman, pengabdi melakukan pembuatan buku variasi berbagai macam menu olahan Tanaman Maman dan Joruk Maman untuk meningkatkan minat masyarakat mengkonsumsi dan menanam kembali tanaman maman. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan suatu edukasi tentang manfaat dan pembuatannya melalui kegiatan pengabdian masyarakat “Edukasi Khasiat dan Pemanfaatan Tanaman Maman pada Masyarakat di Desa Sedinginan Kabupaten Rokan Hilir.”